SUARATORAJA, NTT -- Upaya damai Keluarga besar Nuban dan Nubatonis yang dilakukan di lapangan kantor desa fatukusi, kecamatan Kie, sabtu,(9/4/2022) mengenai masalah situs tunbes tidak ada hasilnya atau tidak menemui titik terang.
Alexander Nuban, perwakilan keluarga Nuban kepada media ini mengatakan bahwa berdasarkan panggilan polisi kepada Nitanel Nuban Tune dan Nitanel Nuban Semuel tentang pengrusakkan kuburan leluhur keluarga nubatonis bernama Seo Leu Nuban di situs tunbes pada (25/6/2021) sehingga kedua nama terlapor tersebut telah memberikan keterangan yang didampingi oleh Alexander Nuban pada (14/3/2022), dan atas permintaan Kanit serse resort TTS agar dimediasi pada (23/3/2022), di polres TTS dan dalam mediasi itu, perwakilan dari keluarga nubatonis yang hadir terdiri dari Jonatan Nubatonis, Alexander S. Nubatonis dan Hanok Nubatonis sedangkan perwakilan dari keluarga Nuban adalah Alexander Nuban, Nitanel Nuban Tune, Nitanel Nuban Semuel , Joksan Nuban dan Kepala Desa Fatu kusi ( Natan Nuban ), sekalipun pertemuan tersebut berawal dengan situasi agak panas namun berakhir dengan permintaan agar menarik kembali laporan keluarga nubatonis di polres untuk diselesaikan secara damai namun kanitres meminta agar diselesaikan perdamaian terlebih dahulu dengan membuat pernyataan damai yang ditanda tangani oleh dua pihak dengan mengetahui kepala desa baru menarik laporan polisi, ujarnya.
Tindak lanjut dari pertemuan pada (23/3/2022), maka keluarga nubatonis menemui keluarga nuban pada sabtu,(9/4/2022), di desa Fatukusi.
pertemuan tersebut dihadiri 320 peserta berdasrkan daftar hadir termasuk kepala desa Pili dan kepala desa Fatukusi serta dari keluarga nubatonis maupun nuban.
Dalam pertemuan tersebut diawali dengan pemberitahuan dari keluarga nuban dan nubatonis kepada kedua kepala desa sebagai tanda berawalnya pertemuan tersebut.
Keluarga Nuban meminta agar keluarga Nubatonis harus penuhi syarat ini yakni pulihkan nama baik keluarga nuban karena telah membuat laporan di pemerintah desa, kecamatan, kabupaten dan kepolisian bahwa kami keluarga nuban melakukan pengrusakkan di situs tunbes diantaranya merusak kuburan milik mereka namun telah diakui oleh mereka bahwa itu hanya duplikat tetapi kenapa mereka laporkan kami di kepolisian sehingga kami minta pemulihan nama baik yang perlu dipublikasikan di media massa seperti Radio Siaran Pemerintah Daerah dan koran karena telah tercemar nama kami keluarga besar nuban sebagai perusak, pungkasnya.
Selain itu, Alex menuturkan bahwa syarat pemulihan nama baik secara terbuka di media massa sudah disetujui oleh keluarga nubatonis namun syarat untuk menyampaikan permohonan maaf kepada keluarga nuban yang hadir saat pertemuan di fatukusi karena kuburan yang dibuat keluarga nubatonis di situs tersebut adalah berupa susunan batu fiktif atau duplikat karena tidak ada peti dan mayat namun ditolak padahal sudah diakui oleh keluarga nubatonis saat mediasi di polres TTS sehingga perdamaian tidak terlaksana, tandasnya.
Alexander juga menambahkan bahwa jika keluarga nubatonis ada niat untuk kembali ke fatukusi untuk berdamai maka dirinya berpesan agar adanya keterbukaan dan kejujuran penuturan sejarah situs tunbes secara detail termasuk SK kepemilikkan situs tunbes oleh keluarga nubatonis pada tahun 1986 sebagaimana dibeberkan oleh Jonatan Nuban dihadapan penyidik (23/3/2022) saat mediasi di ruang reskrim polres TTS kepada publik, tambahnya.
Sementara, Jonathan Nubatonis, menuturkan bahwa saya datang dari kupang hanya untuk kita bersatu melalui perdamaian sesuai kesepakatan kita dengan penyidik dan kanitres namun banyak permintaan dari keluarga nuban maka kami pulang dulu baru kembali untuk berdamai, pungkasnya.
Jonatan Nuban, kepala Desa Fatukusi, menandaskan bahwa kami dari pemerintah desa akan bingung dengan sejarah kerajaan Amanuban jika keluarga Nuban dan Nubatonis tidak ada titik temu seperti ini dan mengharapkan adanya solusi terbaik agar masalah ini tidak berlarut-larut, harapnya.
Sedangkan, Mikael Tenis, kepala Desa Pili, menuturkan bahwa jika tidak ada yang mau mengalah maka kata damai tidak akan ada tetapi jika ada kesepakatan untuk damai maka situs ini dapat menghasilkan PAD yang cukup besar, tuturnya.(Tim)
Komentar
Posting Komentar